Selasa, 22 Maret 2011

Aremania - Viking Korban Sebuah Propaganda



Bagi sebagian orang yang akun Facebook nya ikut bergabung dengan sebuah grup yang bernama Aremania-Viking Satu Warna Bukan Musuh, mungkin pada saat itu terheran-heran, karena begitu saja para admin di grup ini merubah nama grup menjadi Aremania-Bobotoh. Loh memang ada apa? Tidak lama kemudian rasa penasaran di benak saya pada saat itu pun bisa langsung hilang, ketika ada sebuah message yang masuk pada akun Facebook saya yang dibuat oleh admin grup tersebut yang kebetulan dari pihak Aremania. Mungkin belum semua orang membaca, maka dari itu saya reply kembali isi surat tersebut, isinya kurang lebih sebagai berikut:

Salam Satu jiwa. Salam Satu warna. !!
Menanggapi kejadian Aremania tour jakarta 28 mei – 1 juni 2010.
Sangat disayangkan melihat kondisi yang ada saat ini, Grup ini didirikan saat ISL 2010 ini memasuki pekan – pekan awal putaran pertama sebelum arema-persib bertanding di musim ini. Pertama kali tujuan terbentuknya grup ini yaitu memperjelas hubungan antara aremania-viking. kita ketahui sendiri aremania - viking sebelum ISL musim ini bisa dibilang hubungan yang harmonis hampir tidak ada konflik yang terjadi antara Aremania – Viking. Ungkapan “Hubungan yang harmonis” ini juga bukan suatu ungkapan belaka tapi dilihat dari sisi kenyataan yang ada, apa pernah aremania-viking terlibat bentrokan yang parah sampai timbul korban luka. Lantas kenapa Sebelum ISL musim 2010 ini hubungan Aremania-Viking terlintas tidak begitu baik? Kita pasti sadar Aremania merupakan Sahabat baik dengan The Jakmania yang notabene ialah musuh dari Viking, begitupun juga sebaliknya Viking merupakan dulur dari Bonek yang notabene ialah musuh dari aremania. Hal di atas itulah yang membuat hubungan Aremania – Viking seolah-olah kurang harmonis karena sahabat dari masing-masng kelompok sama-sama musuh bebuyutan dari situlah muncul anggapan aremania-viking adalah musuh, dan dari situ juga sering terjadi provokasi dari kelompok lain.
Itu mungkin fakta yang ada dan kami merasa gagal dalam pembentukan grup ini, mohon maaf untuk pihak-pihak yang dirugikan, akibat insiden yang terjadi saat keberangkatan-kepulangan aremania di wilayah jawa barat. Tujuan grup ini yaitu meluruskan dan memperkokoh keharmonisan hubungan antara Aremania – Viking, namun kita semua tidak tahu ternyata berakhir seperti ini. Grup ini gagal meluruskan hubungan Aremania – Viking dan kita biarkan saja Hubungan Aremania – Viking Berjalan apa adanya melihat fakta-fakta yang ada pada masa lalu, sekarang dan esok tanpa ada grup ini. Saat ini terserah anda, opini public, pendapat personal anda pribadi tentang hubungan Aremania – Viking itu sendiri. Anda sendiri dapat menilai pengaruh kelompok supporter lain yang membuat hubungan Aremania – Viking sekarang seperti ini.
Grup ini akan segera dibubarkan. Tapi perlu diketahui oleh banyak pihak yang belum paham AREMANIA DAN VIKING TIDAK PERNAH SALING BENTROK DAN SERANG SEBELUM KEJADIAN 28 MEI - 1 JUNI 2010 INI.
Terima kasih atas kerjasamanya.
Salam satu Warna. Salam satu Jiwa.

Harus diakui secara gentle jika argumentasi di atas memang benar, sejak kapan publik Bandung bermusuhan dengan publik Malang? Jauh sebelum kita berteman dan bersaudara dengan salah satu “fansclub”, Publik Bandung dan Malang dalam hal ini Viking/Bobotoh dan Aremania sering saling mengunjungi kala pertandingan away masing-masing team, dan tentu perjalanan laga away ini pun berjalan dengan sangat simpatik. Belum pernah terjadi sekalipun Viking/Bobotoh mendapatkan perlakuan yang tidak simpatik ketika di Malang begitu pun sebaliknya, semua berjalan dengan sangat lancar dan terkendali. Lalu kenapa hal yang sangat tidak terpuji seperti kemarin kala Aremania melakoni tour menuju Ibukota mendapatkan perlakuan yang sangat kurang simpatik dari publik di Jawa Barat? Inilah sejarah yang salah kaprah dan tentu harus segera diluruskan agar masalah ini tidak perlu berlarut-larut atau bahkan tidak berujung seperti perselisihan publik Bandung dengan tim Ibukota tentunya.
Sedikit melihat sejarah kebelakang mungkin kesalahpahaman ini terjadi pertama kali ketika Viking dan saudara tua nya Bonek menjalin sebuah ikatan brotherhood yang sangat baik dan mungkin yang pertama di dunia ketika dua fansclub berbeda tim bersatu dan terikat, dan terkenal dengan jargon Satu Hati yang terkenal seantero Negeri ini tentunya. Dan disaat yang sama pun secara tidak sengaja Aremania pun menjalin hubungan brotherhood yang serupa dengan publik Jakarta hal ini tentu saja dengan Jak Mania, yang terkenal dengan jargon Satu Jiwa nya. Mungkin disinilah awal pertentangan dan perpecahan Viking-Aremania bisa disebutkan dimulai, karena sangat terlihat posisi untuk Viking dan Aremania sangat-sangat tidak strategis. Disatu pihak Viking “sedulur” dengan Bonek dan Aremania “sedulur “ dengan Jak Mania, tentu semua orang penikmat sepakbola Nasional atau bahkan orang yang awam sekalipun terhadap dunia si kulit bundar tanah air pasti mengetahui jika Bonek-Aremania dan Viking-Jak Mania tidak pernah sepaham dan mempunyai sejarah perpecahan yang cukup panjang tentunya. Tetapi bukan berarti meskipun Viking “sedulur” dengan Bonek harus bermusuhan dengan Aremania? Begitupun sebaliknya meskipun Aremania “sedulur” dengan Jak Mania harus bermusuhan dengan Viking? Jika memang ingin bermusuhan dengan salah satu fansclub, ya sudahlah masing-masing saja, kenapa harus mengajak fansclub-fansclub lainnya untuk bermusuhan dengan fansclub yang kita benci?
Disinilah akar permasalahannya, ketika jargon Satu Hati dan Satu Jiwa ini mulai merekat pada ke empat fansclub tersebut, dipihak yang lain nampak dan nyaris tidak melakukan backup yang baik untuk membentengi agar hubungan Aremania dan Viking berjalan sebagaimana semestinya. Bahkan sering kita mendengar chants yang bernada olok-olok terhadap Aremania yang dilakukan publik Bandung di stadion kala PERSIB melakoni partai kandang. Sedikit ingin memberikan gambaran, sebenarnya apa yang salah dengan tim Arema memakai embel-embel Indonesia di belakang tim mereka? Bukankah nama PERSIB pun kepanjangan dari PERsatuan Sepak Bola Indonesia Bandung? Lalu apa bedanya dengan AREMA Indonesia yang kepanjangan dari AREk Malang (anak Malang) Indonesia? Secara susunan kata dan pemaknaan dibalik sebuah singkatan pun nyaris sama? Lalu apa yang menjadi sebuah permasalahan?
Bagaikan sebuah bom waktu yang setiap saat siap untuk meledak, perpecahan ini pun berjalan. Dan puncaknya seperti yang terjadi kemarin ketika rombongan Aremania melakukan laga away menuju Ibukota, mereka mendapatkan perlakuan yang kurang simpatik hampir di seluruh kawasan Jawa Barat, oleh oknum yang mengatasnamakan diri mereka sendiri “PERSIB banget”. Ada berbagai kabar burung yang beredar setelah pasca penyerangan kereta yang mengangkut rombongan Aremania ini? Ada yang menyebutkan ada anggota Aremania yang luka-luka lah, ada yang terjatuh dari kereta lah, bahkan ada berita yang mengabarkan kalau ada anggota Aremania yang meninggal dunia. Kebenaran berita ini sampai detik ini mungkin hanya Tuhan yang tau, karena belum ada pernyataan resmi dari pihak korban mengenai jumlah korban yang pasti. Namun satu yang pasti rombongan ini dilempari dibeberapa kota yang terletak di kawasan Jawa Barat bukan hanya oleh batu tetapi juga oleh Bom Molotov, pada saat melakukan perjalan pulang menuju kota Malang.
Sudah cukup korban sia-sia akibat permusuhan yang cenderung kesalah faham ini, sebelum berakhir dengan lebih parah tentunya. Tentu kita pun ingin bisa datang kembali ke Stadion Kanjuruhan Malang dengan perasaan tenang tanpa ada rasa ketakutan sedikit pun, begitu pun sebaliknya Aremania pun tentu ingin kembali menginjakan kaki mereka kembali ke Stadion Siliwangi seperti dulu. Karena kita mendukung PERSIB tidak hanya untuk laga kandang saja, kita pun tentu saja ingin merasakan atmosfer seluruh stadion yang berada di Republik ini. Semoga kejadian kemarin menjadi kejadian yang pertama dan juga untuk yang terakhir kalinya. Amin……..

Aremania-Viking bukan musuh. One Blue and One Indonesia
Jayalah Persibku… Jayalah Indonesiaku…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar